Jogja (11/4), minggu pagi yang cerah, ketika sekumpulan anak-anak berusia muda itu memamerkan ketrampilan tangannya memainkan sulap dan akrobat di depan pengunjung Sunday morning di area kampus UGM.
Anak-anak remaja yang sepintas terlihat normal selayaknya remaja-remaja normal lainnya itu ternyata adalah penyandang tuna rungu dan tuna wicara. Dedi (17th), memamerkan kepandaiannya bermain kelincahan tangan pagi itu dihadapan pengunjung sanmor.
Kecepatan tangannya menghilangkan benda dan bermain kartu itu membuat penonton merasa terhibur dan menikmati pertunjukkannya dengan senang dan muka berseri-seri.
Selain Dedi, ada juga Indro (18th) yang pandai bermain akrobat dengan sepeda BMXny. Indro bahkan sempat memainkan atraksi yang luar biasa ketika berhasil melompati tiga sepeda serupa dengan adegan melayang dan melepas stang sepedanya.
Keahlian anak-anak yang tidak seberuntung teman-teman sebayanya ini hendaknya mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah untuk kemudian di didik agar menjadi lebih terkoordinasi dengan baik.
Walaupun ada sebagian masyarakat yang tidak menganggap mereka, namun anak-anak ini tetap berkarya. Ketika dicermati dengan seksama sebenarnya keahlian yang mereka tontonkan itu membutuhkan skill yang luar biasa hebat.
Hanya orang-orang pintar yang mampu melakukannya, selain kecekatan yang harus mereka miliki. Masyarakat janganlah menutup mata, bahwa mereka ada di sekitar kita dan membutuhkan kita agar mereka bisa berguna di dalam hidupnya.
( Reni Dian Natalia, NIM. 153080040, KLS. F )
Senin, 12 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar