Rabu, 28 April 2010

Tukang Sapu Malioboro

NewsLover (18/4) - Ketika sebagian orang masih dibuai mimpi, sosok pria kecil ini telah bersiap-siap untuk melaksanakan tugas mulianya. Setelah melakukan sholat Subuh, dia segera menyiapkan pakaian kerjanya. Seusai menghirup segelas teh, tanpa disertai dengan makanan kecil, yang telah disiapkan istrinya, dia bergegas berangkat kerja.

Di usianya yang masih terbilang muda, Yanto (29) tetap berusaha menjadi orang berguna, tidak merepotkan keluarganya. Dengan segenap tenaga, ia menjadi tukang sapu jalanan berseragam oranye dengan wilayah kerja sepanjang jalan Malioboro. "Yang penting tidak ngerepotin keluarga. Udah tua, tahu diri," kata Yanto saat ditemui di samping sapu dan gerobak sampahnya. Yanto tinggal di pleret, Bantul. Aktivitas Yanto selalu bercampur debu jalanan. Ia hanya menggunakan kaos bekas untuk menutupi muka dan kepalanya dari sengatan matahari dan asap knalpot.

Setiap hari, ia mulai bergiat sejak pukul 06.00 WIB hingga siang menjelang. Terkadang, bila hujan dan gerimis menghadang, ia hanya sempat berteduh sejenak. "Terkadang menyapu hingga belakang jalan besar, ke jalan menuju kantor-kantor dinas. Kalau hujan ya neduh seadanya. Di jalan ini ada sepuluh teman. Kalau teman-teman seperusahaan ada 43 orang," ucap Yanto merinci. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyiapkan tujuh pos khusus di kawasan Malioboro, yang terdiri tim terpadu dari beberapa dinas, dan dikoordinir Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Beberapa lokasi pos itu adalah di Tugu Yogyakarta, Taman Parkir Abu Bakar Ali, Kantor UPT Malioboro, Kepatihan, Malioboro Mall, Taman Parkir Malioboro II, dan titik nol kilometer di depan Kantor Pos Besar.

Bagi bapak satu itu lelah menjadi biasa. Ia tetap memilih bekerja, selain tuntutan ekonomi, juga karena tidak ingin menjadi pengangguran di rumah tanpa aktivitas. "Lumayan buat nambah uang saku anak. Sehari dapat honor Rp 11.000. Ya kalau dibandingin capek dan risiko keserempet mobil, nggak sebanding. Dapur juga harus ngepul," tambah lelaki yang telah menikah sejak tiga tahun lalu itu..

Kerja mas Yanto hanya 6 Jam, jadi bagaimana bisa dia membersihkan semua pinggiran jalan ini. ”Tugas saya hanya sampai jam 11 siang setelah itu ada yang menggantikan saya yaitu shift kedua yang bertugas dari jam 11:00 sampai Jam 17:00.

wilayah kerja mas Yanto dari mana sampai kemana mas ? ”Wilayah kerja saya dari belokan jalan yang disana sampai pangkalan perempatan ini, dia berucap sambil menunjuk dengan jempolnya (dalam hati saya kira2 1 Km ).Sampah ini dibuang kemana mas ? soalnya disepanjang jalan tempat parkir tidak kelihatan ada Tong sampah.
”Sampah ini setelah dikumpulin dan dimasukan kedalam kantong plastik atau di tong sampah, kemudian ada Truk yang mengangkutnya dari tong sampah atau pelastik tersebut kata mas Yanto menjelaskan. Mas Yanto memang sosok yang pantang menyerah dalam mengarungi hidupnya. Tidak ada kata menyerah untuk menyambung hidupnya dan anak istrinya. Sosok bertanggung jawab bagi keluarga kecilnya yang sangat dibanggakannya. Mas yanto adalah teladan.

(Reni Dian Natalia , NIM : 153080040 kelas F)

TERMUDA TAPI BERKELAS (FEATURE)

Jogja (17/4) Sekumpulan orang menari menggunakan kekuatan tangan dengan mengangkat badan ke atas dan bertumpu pada satu tangan di atas matras berwarna kotak-kotak hitam putih. Sementara yang lain memberikan applaus saat gerakan ninja strike berhasil. Itulah yang dilakukan IPC saat berlatih.

IPC adalah singkatan dari Invinite Project Crew yang tidak lain adalah salah satu komunitas breakdance di jogja yang sering latihan di depan monumen 11 Maret. IPC beranggotakan 8 orang. Komunitas ini berdri pada 4 April 2007 dan tergolong komunitas baru di Jogja. Namun, walaupun tergolong baru, komunitas ini sering dipercaya mengisi even-even tertentu, seperti halnya pensi-pensi di beberapa SMA serta kampus di Jogja, serta pernah tampil saat Soundrenalin 2008 di Prambanan Jogjakarta. Ini merupakan pengalaman yang membanggakan bagi sebuah komunitas yang baru berumur 3 tahun.

Tetapi dibalik itu semua ternyata ada kendala yang mengganjal di anggota-anggota komunitas ini. Seperti yang diungkapkan salah satu anggota IPC yang mengaku dirinya B-Boy Tomat “ Sebenarnya kendala yang kami alami ini sama seperti yang mengganjal di komunitas lain yaitu kurangnya dukungan dan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, sehingga saat latihan pun kami terpaksa memanfaatkan fasilitas umum yaitu di sini (depan monumen 11 Maret).” Kata B-Boy Tomat yang pernah mengalami patah tulang ketika berlatih. Dia juga menambahkan bahwa prestasi breakdance di Indonesia sekarang ini sudah mengalami peningkatan. Untuk itu harapan IPC dan komunitas-komunitas breakdance lain semoga pemerintah Indonesia melihat potensi-potensi kami untuk lebih diperhatikan.

BAYU SETYOADI

153080006 (F)

Selasa, 27 April 2010

SATE PENGHIDUPAN

Yogya(17/4) -Demi menghidupi keluarga, Endang (40 th) wanita asal Magelang dengan ditemani suaminya berjualan sate lesehan di trotoar depan Benteng Vrederburg. Dia menekuni usaha ini sejak tahun 1990 sampai sekarang, dengan jam kerja mulai pukul 11.00 hingga 18.00.


Awalnya, berjualan sate tidak pernah terpikirkan oleh Endang, pilihannya pun jatuh pada sate karena desakan kebutuhan hidup. Omzet dagangannya sebesar Rp.300.000,- per hari atau menghabiskan sekitar 250 tusuk sate, hasil tersebut selanjutnya disetorkan kepada seorang pemasok sate langganannya sebesar Rp.250.000,- sehingga penghasilan bersih yang ia terima Rp.50.000,- per hari. Dengan penghasilan sebesar itu ia yakin dapat hidup bersama suami dan 2 anaknya yang berusia 3 tahun dan 5 tahun meski dengan kondisi pas-pasan.


Selain di kawasan Malioboro, Endang juga berjualan di sekitar Kantor Pos sebagai alternatif apabila Malioboro sepi pembeli. Endank pulang ke rumah kontrakan di sekitar Pajeksan sekitar jam 02.00 dini hari ketika anak-anak sudah terlelap tidur, total sekitar 15 jam dihabiskan Endang dengan berjualan sate untuk memenuhi kebutuhan makan, kontrak rumah, listrik dan kegiatan sosial agar dapat diterima oleh masyarakat sekitarnya. Namun demikian, Endang tetap merasa bersyukur senantiasa diberi kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Esa, karena dia tidak dapat membayangkan apabila sakit tidak akan memperoleh penghasilan berhari-hari. Pengalaman buruk yang pernah ia alami tatkala dagangannya tumpah berebaran di jalan setelah sebuah sepeda motor menabraknya. Sebaliknya, pengalaman manis yang tidak terlupakan juga dia dapatkan ketika dagangannya habis terjual dalam waktu 1 jam bersamaan detik-detik pergantian tahun 2008. Sebagai orang kecil, Endang mempunyai harapan mendapatkan keuntungan kemudian ditabung untuk membeli sebuah gerobak sehingga tidak terlalu capek memikul sate diatas kepalanya.


(Hanang Widiandhika 153080028/F___Feature)


Selasa, 13 April 2010

Remaja Tunarungu Mengelar aksi Sulap

Jogja (11/4) – Bagaimana anak-anak yang dengan keterbatasan mampu di optimalkan ketrampilan untuk membantu menumbuhkan kepercayaan diri mereka ? usaha inilah yang harus di pikirkan ole pemerintah daerah.

Hal itu di katakana salah 1 ketua dari anak-anak tunarungu Arief (26) dari sanggar Bunga tersebut melatih secara individu. 11 april baru-baru ini, penampilan anak-anak mampu tampil meriahkan acara di pinggiran jalan (Malioboro). Anak-anak tunarungu membawakan 5 sulap yang telah di latihkan oleh ketua mereka Arief.

Namum kepercayan mereka lah sangat terharuh oleh warga yang ada pada di sekitar itu. Dan orang-orang yang melihatat atraksi mereka sambil mengikuti sula yang di bawahi oleh anak-anak tunarungu. Arief mengatakan bahwa anak-anak tunarungu sangat berbakat dalam mengelar aksi sulap tersebut, meskipun di hadapan banyak orang mereka tidak peduli sama sekali apa yang sedang terjadi pada diri mereka.

Area Cagra Budaya Digunakan Untuk Mabuk-Mabukan

Jogja (11/4) – Karena malam minggu adalah malam yang pangang maka anak-anak remaja itu menghabiskan sisa malam minggu dengan mabuk-mabukan di depan benteng Di katakan Dina(20) salah satu anak mahasiswi, Bahwa pada malam itu anak-anak remaja menggunakan waktu untuk bersenang-senang dengan mabuk-mabukan. Padahal tempat itu untuk wisata budaya yang seing di kunjung oleh beberapa para wisatawan yang dari luar.Menurut Dina(20) yang salah 1 hadir pada malam minggu di benteng dia mengatakan padahal propinsi (DIY), lanjutnya memiliki banyak objek wisata (obwis) kelas dunia, seperti obwis sejarah, wisata alam dan seni budaya yang sangat menarik bagi wisatawan domestk, maupun mancanegara. Tapi tempat tersebut di gunakan untuk mabuk-mabukan oleh anak-anak remaja. Jadi kelihatan suasana tidak bagus untuk mabuk-mabukan sampai pada pagi hari. Dan disitu juga anak-anak remaja melakukan pertaruhan balap motor “kata Dina”

soft news : komunitas jogja breakin makin memperindah budaya yogya

Soft News

Komunitas Jogja Breakin Makin Memperindah Budaya Yogya

Sekumpulan anak muda membentuk lingkaran yang besar, di tengahnya terdapat matras berwarna kotak-kotak hitam-putih,kemudian satu per satu dari mereka masuk ke lingkaran dan melakukan aksinya dengan gaya-gaya seperti Head spin, flare,dll. Itulah mereka komunitas Jogja Breakin.

“Kita semua di sini berasal dari berbeda-beda komunitas, tapi kami di sini tidak merasakan perbedaan sama sekali”terang Amad, anggota Komunitas Jogja Breakin Sabtu (10/4).

Komunitas ini berdiri tahun 2008, awalnya terbentuk selain sama-sama menyukai breakdance, mereka juga sering berkumpul untuk latihan bersama-sama, hingga tercetus untuk membuat satu komunitas yang menggabungkan semua komunitas breakdance yang ada di Yogya.

Menurut Amad, perbedaan breakdance dengan seni tari lainnya terletak pada tipe-tipe gerakannya. Dalam seni tari lebih mengedepankan kelemahgemulaian si penari, sementara di breakdance mengedepankan kekuatan anggota tubuh si breakers yang lebih ekstrem dari tarian pada umumnya. “Kita ingin memperindah budaya Yogya dengan cara kami sendiri, yaitu bermain breakdance.”

Untuk menjadi anggota komunitas ini tidak dipungut biaya. Hanya dengan ikut latihan dan kumpul bersama setiap malam minggu di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret dari jam 8 sampai selesai.

hard news : motor hancur akibat ban mobil yang kempes

Hard News

Motor Hancur Akibat Ban Mobil yang Kempes

Walaupun tidak pernah diperhatikan, ternyata ban kempes dapat menimbulkan kecelakaan, seperti yang terjadi di Kledokan hari rabu (7/4) pukul 19.45 WIB. Sebuah motor (ninja) hancur gara-gara menabrak mobil yang bannya kempes.

“Mobil tersebut bannya kempes kemudian ngerem mendadak, tapi dari arah belakang ada motor yang melaju kencang dan akhirnya menabrak mobil tersebut.” Ungkap Dani, salah satu saksi mata yang melihat kejadian tersebut.

Motor tersebut hancur akibat menabrak mobil bagian belakang. Bodi ninja tersebut hancur. Untungnya tidak ada korban dalam peristiwa tersebut.