NewsLover (18/4) - Ketika sebagian orang masih dibuai mimpi, sosok pria kecil ini telah bersiap-siap untuk melaksanakan tugas mulianya. Setelah melakukan sholat Subuh, dia segera menyiapkan pakaian kerjanya. Seusai menghirup segelas teh, tanpa disertai dengan makanan kecil, yang telah disiapkan istrinya, dia bergegas berangkat kerja.
Di usianya yang masih terbilang muda, Yanto (29) tetap berusaha menjadi orang berguna, tidak merepotkan keluarganya. Dengan segenap tenaga, ia menjadi tukang sapu jalanan berseragam oranye dengan wilayah kerja sepanjang jalan Malioboro. "Yang penting tidak ngerepotin keluarga. Udah tua, tahu diri," kata Yanto saat ditemui di samping sapu dan gerobak sampahnya. Yanto tinggal di pleret, Bantul. Aktivitas Yanto selalu bercampur debu jalanan. Ia hanya menggunakan kaos bekas untuk menutupi muka dan kepalanya dari sengatan matahari dan asap knalpot.
Setiap hari, ia mulai bergiat sejak pukul 06.00 WIB hingga siang menjelang. Terkadang, bila hujan dan gerimis menghadang, ia hanya sempat berteduh sejenak. "Terkadang menyapu hingga belakang jalan besar, ke jalan menuju kantor-kantor dinas. Kalau hujan ya neduh seadanya. Di jalan ini ada sepuluh teman. Kalau teman-teman seperusahaan ada 43 orang," ucap Yanto merinci. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyiapkan tujuh pos khusus di kawasan Malioboro, yang terdiri tim terpadu dari beberapa dinas, dan dikoordinir Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Beberapa lokasi pos itu adalah di Tugu Yogyakarta, Taman Parkir Abu Bakar Ali, Kantor UPT Malioboro, Kepatihan, Malioboro Mall, Taman Parkir Malioboro II, dan titik nol kilometer di depan Kantor Pos Besar.
Bagi bapak satu itu lelah menjadi biasa. Ia tetap memilih bekerja, selain tuntutan ekonomi, juga karena tidak ingin menjadi pengangguran di rumah tanpa aktivitas. "Lumayan buat nambah uang saku anak. Sehari dapat honor Rp 11.000. Ya kalau dibandingin capek dan risiko keserempet mobil, nggak sebanding. Dapur juga harus ngepul," tambah lelaki yang telah menikah sejak tiga tahun lalu itu..
Kerja mas Yanto hanya 6 Jam, jadi bagaimana bisa dia membersihkan semua pinggiran jalan ini. ”Tugas saya hanya sampai jam 11 siang setelah itu ada yang menggantikan saya yaitu shift kedua yang bertugas dari jam 11:00 sampai Jam 17:00.
wilayah kerja mas Yanto dari mana sampai kemana mas ? ”Wilayah kerja saya dari belokan jalan yang disana sampai pangkalan perempatan ini, dia berucap sambil menunjuk dengan jempolnya (dalam hati saya kira2 1 Km ).Sampah ini dibuang kemana mas ? soalnya disepanjang jalan tempat parkir tidak kelihatan ada Tong sampah.
”Sampah ini setelah dikumpulin dan dimasukan kedalam kantong plastik atau di tong sampah, kemudian ada Truk yang mengangkutnya dari tong sampah atau pelastik tersebut kata mas Yanto menjelaskan. Mas Yanto memang sosok yang pantang menyerah dalam mengarungi hidupnya. Tidak ada kata menyerah untuk menyambung hidupnya dan anak istrinya. Sosok bertanggung jawab bagi keluarga kecilnya yang sangat dibanggakannya. Mas yanto adalah teladan.
(Reni Dian Natalia , NIM : 153080040 kelas F)